Jaman dulu kita tahu minimalis ya rumah bergaya minimalis. Tapi sekarang minimalis sudah menjadi pilihan gaya hidup. Sebenarnya apa itu gaya hidup minimalis?
Minimalis adalah membebaskan diri kita dari hidup boros dan berlebihan untuk berfokus pada apa yang penting, sehingga kita bisa menemukan kebahagiaan, kepuasan, dan kebebasan. Bebas dari jeratan hidup konsumtif yang merajalela di sekitar kita.
Awalnya ku merasa agaknya susah menjalani gaya hidup minimalis sebagai orangtua, secara kebutuhan anak gak ada habisnya. Tapi memang kalau mau terus nurutin kebutuhan anak, ya pasti gak akan ada habisnya. Karena kita sebagai orangtua selalu ingin memberikan yang terbaik, bahkan memberikan apapun untuk anak. Ya kan?
Itulah kenapa orangtua sebaiknya bijak dalam menyeleksi kebutuhan anak, termasuk dalam memilih mainan anak. Godaan iklan ada dimana-mana ya, Mah. Berbagai jenis mainan dengan embel-embel 'edukatif', mainan yang mengklaim dapat memberikan stimulasi motorik balita, mainan yang menjanjikan anak bisa duduk diam asyik bermain tanpa gadget. Macam-macam lah. Apalah kita golongan ibuk-ibuk yang hobi online shopping ini. Pendirian sering goyah kalau lihat promo bagus. Who's with me?
(1) Building Blocks
Building Blocks disini meliputi semua macam mainan yang bisa dipakai untuk membangun apapun yang anak mau. Ada berbagai macam mainan jenis ini yang bisa Mamah pilih sesuai usia anak.
Untuk bayi sampai usia 2 tahun, Mamah bisa pilihkan soft blocks berbentuk kubus yang terbuat dari kain, atau Menara Pink Montessori. Pada tahap awal, tujuan bermain building blocks adalah supaya anak bisa menumpuk balok-balok menjadi menara dan tidak terjatuh.
Untuk anak balita atau usia TK, Mamah bisa pilihkan satu set blok yang terbuat dari busa atau kayu beraneka bentuk dan ukuran. Pada tahap ini, anak mulai belajar menyusun blocks menjadi bentuk yang lebih rumit dari sekedar balok yang ditumpuk-tumpuk.
Untuk anak usia sekolah yang lebih tua, magnetic blocks, snowflake blocks atau stick and ball magnets mempunyai tingkat kerumitan yang lebih tinggi untuk kreatifitasnya yang juga makin tinggi.
Tidak ketinggalan Lego Klasik atau Lego Duplo yang tak mengenal usia ya. Siapa saja bisa dan suka memainkannya.
Tips: Pilih puzzle berbentuk kubus berukuran 3x3x3 cm seperti di atas yang bisa digunakan sebagai alat bantu untuk pemeriksaan tumbuh kembang anak menggunakan KPSP
Manfaat bermain building blocks:
Melatih koordinasi mata-tangan dan keterampilan motorik halus saat anak sedemikian rupa meletakkan satu potong blok di atas lainnya, berhati-hati agar bangunannya tidak roboh.
Meningkatkan kemampuan berpikir logis melalui trial and error. Misalnya, saat anak meletakkan blok terlalu dekat ke tepi, bangunannya jatuh. Dari situ anak bisa belajar sebab dan akibat (logika): "Oh. Kalau blok terlalu ke tepi (sebab), menaranya roboh (akibat)"
Mengajari anak konsep dasar matematika, seperti mengenal bentuk, mengenal ukuran (lebih besar/lebih kecil).
Mengasah kecerdasan spasial.
(2) Boneka
Yang termasuk jenis boneka disini bisa yang menyerupai manusia (seperti boneka bayi) atau yang menyerupai hewan (seperti Teddy Bear) atau bentuk lainya (seperti SpongeBob mungkin? hehe..) Pokoknya yang bisa berfungsi sebagai simbol 'makhluk lain' untuk 'dirawat' oleh anak. Satu boneka saja sudah cukup. Ingat. Minimalis. Oke?
Manfaat bermain boneka:
Menyalurkan insting anak untuk merawat makhluk lain dengan menggendong atau bernyanyi untuk bonekanya.
Melatih motorik kasar dan halus lewat gerakan menggendong, menyuapi, mengganti baju boneka.
Melatih keterampilan sosial lewat percakapan yang anak buat dengan bonekanya. Anak mempraktikkan bagaimana cara mereka berkomunikasi dengan orang lain.
Mengasah kreatifitas lewat imajinasi yang anak buat. Mulai dari memilih nama atau baju untuk bonekanya sampai membuat cerita dan dialog yang anak mainkan dengan bonekanya.
Membantu mengekspresikan perasaan anak. Saat anak punya masalah, terkadang mereka merasa terintimidasi atau takut untuk berbicara dengan orangtua. Coba perhatikan percakapan anak dengan bonekanya. Kemungkinan besar itu adalah curahan hati anak atau gambaran yang mereka alami sehari-hari.
Baca juga: Permainan Untuk Mengasah Kreatifitas Anak
(3) "Orang-orangan"
Masih ingatkah mainan 'bongkar pasang' jaman kita SD, wahai generasi 90an? Mendandani embak-embak cantik dengan berbagai baju cantik. Baju pesta. Baju les. Baju santai. Kalau sekarang yang populer kayaknya orang-orangan Lego ya. Atau satu set keluarga seperti Sylvanian Families.
Mainan semacam ini memberi anak kesempatan untuk memperagakan kejadian-kejadian dalam kehidupan mereka sehari-hari.
(4) Bola
Menggelindingkan, melempar, menangkap, menyepak. Banyak sekali kemampuan motorik kasar yang bisa dilatih dengan bola dan cocok untuk segala usia.
Tips: Mamah mungkin membutuhkan bola seukuran bola tenis yang bisa digunakan sebagai alat bantu untuk pemeriksaan tumbuh kembang anak menggunakan KPSP.
(5) Alat dan Bahan Kerajinan Tangan
Mamah bisa menyediakan berbagai macam alat dan bahan untuk kegiatan seni dan kerajinan tangan anak. Anak bisa bereksperimen dengan krayon, pensil warna, cat air, spidol warna, kuas, atau dengan jari jemarinya. Mamah juga mungkin mau membebaskan anak mencoba membuat karya seni di atas kanvas, kertas, kardus, busa (asal jangan di tembok rumah Mamah, ya Allah, please..)
(6) Mainan Untuk Mengasah Motorik Kasar Mainan jenis ini adalah mainan yang membutuhkan kekuatan fisik anak, seperti baby play gym, sepeda roda tiga, trampolin, boneka karet yang bisa dinaiki, atau balance bike seperti punya Sha.
Atau kalau anggaran Mamah terbatas, karena memang mainan jenis ini harganya relatif lebih mahal, loncat-loncat di kasur juga bisa kali ya, hehe.
Manfaat:
Mamah sebaiknya memilih mainan jenis ini supaya energi anak yang seakan tidak ada habisnya bisa tersalurkan, apalagi kalau anak Mamah tergolong anak yang aktif dan lebih suka kegiatan fisik seperti Sha. Daripada energinya disalurkan untuk berantakin rumah, ya lebih baik untuk bersepeda kan ya, Mah.
(7) Kendaraan Mainan dalam bentuk kendaraan ini bisa berupa kendaraan darat, air, atau laut dengan berbagai jenis dan ukuran. Anak bisa melakukan reka adegan apa yang dia lihat sehari-hari di luar rumah. Tentu saja mainan ini bukan hanya untuk laki-laki, karena semua anak pasti punya pengalaman (atau membayangkan) naik kendaraan atau melihat kendaraan.
(8) Buku
Kemampuan membaca akan digunakan seumur hidup. Kebayang gimana kalau anak tidak (dibiasakan untuk) suka membaca? Jadi sudah jelas ya kenapa sebaiknya anak diperkenalkan pada buku sejak usia dini. Mamah bisa dengan bijak memilih buku sesuai usia anak. Untuk tips memilih buku untuk bayi, Mamah bisa baca panduannya disini.
Baca juga: Baca Buku dengan Bayi -- Gimana Caranya?
(9) Permainan Sensori
Permainan sensori adalah permainan yang mengaktifkan panca indera anak melalui rangsangan penglihatan, sentuhan, suara, bau, dan gerakan. Jika Mamah googling "sensory bin", Mamah bisa temukan umumnya permainan sensori ini menggunakan wadah plastik besar yang diisi bahan-bahan seperti air, pasir kinetik, kerikil, beras, kacang hijau, atau pasta. Anak kemudian bisa memasukkan mainan lain seperti mobil-mobilan atau orang-orangan ke dalamnya. Slime juga termasuk permainan sensori, karena slime banyak memberi rangsangan lewat sentuhan.
Manfaat permainan sensori:
Melatih motorik halus. Misalnya, saat anak memindahkan pasta dari satu wadah ke wadah lainnya menggunakan sendok atau gelas.
Melatih konsentrasi. Karena sebagian besar kegiatan sensori membutuhkan kemampuan motorik halus, anak harus sabar dan telaten selama bermain. Misalnya, saat memindahkan pompom menggunakan capit.
Melatih kemampuan berpikir. Misalnya, saat akan memindahkan kacang hijau, sebaiknya menggunakan apa? Sendok? Capit? Gelas? Anak akan belajar dari proses trial-and-error yang dia alami.
Memang ada 9 macam mainan yang dimasukkan dalam daftar ini, tapi bukan berarti anak harus punya semuanya. Ini adalah mainan basic yang sekiranya dibutuhkan anak untuk membantu proses belajarnya. Tapi misalkan anak tidak punya mainan juga tidak apa-apa. Toh Mamah tahu sendiri kan anak lebih suka mainin remote TV daripada puzzle-nya. Mainan juga tidak perlu selalu beli baru. (Halo. Apa kabar anak kedua dan ketiga yang selalu dapat secondhand dari kakaknya?)
Daftar ini dibuat dalam usaha untuk membantu Mamah membiasakan gaya hidup minimalis di tengah hingar bingar konsumerisme yang banyak menargetkan orangtua dan anak.
Sumber:
(1) https://rockinmama.net/how-dolls-teach-life-skills/
(2) https://www.theminimalists.com/minimalism/
(3) https://www.funwithmama.com/812/
(4) https://www.popmama.com/kid/4-5-years-old/astri-diana/manfaat-permainan-sensori-bagi-kecerdasan-otak-anak
Komentar
Kalau anak saya banyakan buku, buku apa saja, termasuk katalog dia suka buka-buka terus disobek hahahaha.
Sekarang dia lagi tertarik barisin mobil-mobilan di lantai, bahkan semua barang dibarisin.
Anak kedua memang jarang saya belikan mainan, maininnya ya bekas kakaknya dulu.
Tapi kalau pun mau membelikan mainan, baiknya beli yang "seperlunya" saja, bisa pilih salah satu diantara 9 mainan di atas.
Memang kita sebagai orangtua selalu ingin memberikan yang terbaik, tapi kalo duit ngga ada ya terpaksa ngirit hiks...😂
Tp so far sih aku ga masalah utk permaianan2 di atas. Malah seneng. Lebih bgs itu drpd main hp :D
"Sebelum membeli, pertimbangkan goals / manfaat mainan tersebut. Jika sudah ada mainan dengan manfaat serupa, tidak usah beli. Jika bisa DIY, tidak usah beli."
Terima kasih banyak.