Langsung ke konten utama

5 CARA MUDAH UNTUK MENGURANGI SAMPAH DAN MEMULAI HIDUP ZERO WASTE DI INDONESIA (PART 1)


PERTEMUAN PERTAMA DENGAN ZERO WASTE INDONESIA


Awalnya dimulai dari saya mengikuti (baca: coba-coba ikutan) kampanye Plastic Free July di tahun 2018. Saya akhirnya terhubung secara digital dengan beberapa pejuang gerakan minim sampah di Indonesia, seperti Zero Waste Indonesia, Sustaination, DK Wardhani, dan lainnya lewat beberapa hashtags berbau zero waste yang saya gunakan saat posting di Instagram.

W.O.W. Bulan itu benar-benar mengubah hidup saya. Selama ini saya terlalu skeptikal. Saya beranggapan bahwa orang-orang disini bakalan susah diajak hidup minim sampah begini. Lha wong disuruh antri yang rapi aja gak bisa #eh Tapi ternyata banyak juga pihak perorangan, komunitas, atau korporasi yang memperjuangkan terwujudnya hidup zero waste di Indonesia.

Jika sebelumnya tidak banyak yang bisa saya lakukan untuk lingkungan selain menolak kantong plastik saat berbelanja, sekarang dengan lebih banyaknya referensi yang lebih relatable karena bersumber dari negeri sendiri, lebih banyak aksi ramah lingkungan yang bisa saya lakukan (dan mudah-mudahan bisa menjadi kebiasaan dan gaya hidup).



CARA MUDAH MEMULAI HIDUP ZERO WASTE


Apa cuma saya yang merasa kewalahan setelah membaca banyaknya referensi dan rekomendasi tentang zero waste di Indonesia? Ibarat ibu-ibu suka nyimpen resep macem-macem tapi gak ada yang pernah dipraktekkan #eeaa Makin saya baca, makin banyak posting Instagram yang saya simpan, makin saya merasa beraaat mau menjalankannya. Ibarat memori RAM sudah overload gegara kebanyakan install aplikasi, hape jadi nge-hang. Begitulah gawatnya kalo merasa kewalahan; malah enggan berbuat apa-apa sama sekali.

Untuk mengatasinya, saya harus memilah informasi yang masuk. Di antara semua aksi ramah lingkungan yang disarankan berbagai sumber, saya pilih yang sekiranya bisa langsung saya lakukan dengan usaha minimal  Nah, berikut beberapa aksi mudah yang selama ini sedang saya coba lakukan secara rutin.


1. Bawa Tas Belanjaan Sendiri


Sebenarnya ini sudah saya lakukan selama bertahun-tahun. I'm a tote bag type of woman, jadi kalau sekedar beli apa di minimarket saja sih langsung saya masukkan dalam tas, tanpa kantong plastik.
Untuk mengurangi konsumsi kantong plastik dan energi, saya berhenti berbelanja bulanan dalam jumlah besar ke supermarket. Biasanya bawa pulang barang belanjaan paling sedikit lima kantong plastik besar. Terlalu banyak barang, tidak cukup banyak reusable shopping bags yang saya punya. (Sebenarnya kan saya tinggal beli lagi ya? ) Eh, tapi selain itu, saya harus selalu naik taxi untuk bisa mengangkut belanjaan sebanyak itu.
Sekarang saya lebih memilih berbelanja ke minimarket di dekat rumah. Saya jadi hemat biaya transportasi karena kesana hanya perlu berjalan kaki.
Saya tidak lagi menyampah banyak kantong plastik; hanya perlu berbekal satu tas kain untuk membawa barang belanjaan secukupnya.
Saya tidak perlu meyisihkan waktu khusus untuk belanja di mall; kapanpun Si Batita pengen jalan-jalan di luar rumah, saya ajak ke minimarket. Jadi sekarang belanja bulanannya dicicil gitu lah ya, haha..

TIPS:
Siapkan masing-masing satu tas belanja (atau mungkin lebih) di setiap tas yang biasanya kita pakai: tas kerja, tas jalan-jalan.. Siapkan juga di motor atau mobil. Jadi, tidak ada lagi momen "Aduh.. Tas kainnya ketinggalan di rumah, tadi gak kebawa" (dan lalu akhirnya pulang dengan sampah kantong plastik )


2. Bawa Wadah Sendiri Saat Belanja Ke Pasar


Dengan modal sekitar Rp50.000-an, saya sudah punya bekal peralatan yang cukup: 1 set wadah makanan berbagai ukuran untuk bisa bawa wadah sendiri ke pasar.
Belanja di pasar itu bisa jadi sumber sampah plastik loh. Bayangin aja, tiap pedagang bungkus belanjaan kita pake kantong plastik. Berapa pedagang yang kita datengin? Berapa sampah plastik yang kita hasilkan?
Cuma dipake berapa menit doang tapi sampahnya awet menghantui dan merusak sampe ratusan tahun.
Dengan bawa wadah sendiri ke pasar, paling tidak saya bisa menghindari sampah plastik untuk bahan makanan seperti ayam, daging, ikan, tahu, beras, sayuran, bawang, telur, buah, ...
Untuk bahan makanan yang sudah pre-packaged (dibungkus dari pabrik) seperti tepung, merica, sosis, ... yah mau dihindari gimana lagi? Kalau ada yang tidak dalam kemasan sih sudah pasti saya beli.

TIPS:
Sebelum ke pasar, biasanya kita bikin daftar belanjaan dulu kan ya, Mah.. Nah, dari daftar belanjaan ini, kita bisa tahu wadah apa saja yang perlu dibawa.


3. Gunakan Reusable Straw / sedotan yang dapat dipakai ulang


Bahannya bervariasi: ada yang dari stainless steel, bambu, kaca. Harganya juga bervariasi, biasanya mulai dari belasan ribu sampai tiga puluhan ribu rupiah.
Saya punya 3 stainless straws kecil dan 1 stainless straws besar buat nyedot Es Cao, Bubble Tea, dan kroni-kroninya 😁
Sedotan stainless saya yang pertama adalah hadiah giveaway dari Mbak @nofifadila Thanks for the encouragement from your constant act of minimizing waste, Mbak.
Stainless straw besar ini saya beli di Ekko Store, harganya Rp35000.
Stainless straw yang kecil saya beli di Alang-Alang Zero Waste Shop, harganya belasan ribu rupiah.
Stainless steel straw brush juga saya beli di Alang-Alang, harganya di bawah Rp5000

TIPS: 
Siapkan 1 wadah khusus. Dalam wadah saya ini isinya seperangkat stainless straws & sendok garpu. Ini wajib bawa banget kalo pas jalan-jalan ke mall, atau pas dine out, karena di food court, misalnya, seringnya pake peralatan makan yang dari plastik kan ya?!
Nah nanti pas order jangan lupa bilang, "Gak usah pake sedotan yah.. Gak usah sendok garpu juga." *senyum*


4. Ganti Sikat Gigi dengan Sikat Gigi Bambu

Serius ini rugi banget kalo gak dilakukan, karena harga sikat gigi bambu hampir sama dengan sikat gigi plastik yang dijual di pasaran. Bahkan bisa lebih murah dari merek tertentu. Untungnya gigi saya bukan gigi sensitif, jadi ya oke saja pakai sikat gigi bambu ini.
Saya beli sikat gigi bambu ini di Ekko Store dan Alang-Alang Zero waste Shop, harganya sekitar Rp19000. Yang kecil harganya cuma Rp1000 - Rp2000 lebih murah. 
Dari pengalaman sih, bulu sikatnya mulai rusak baru setelah pemakaian 5 bulan. Tapi untuk pertimbangan hygiene, secara kita biasanya taruh sikat gigi di dalam satu ruangan sama toilet kan ya, sikat gigi baiknya diganti per 3 - 4 bulan.


5. Ganti Tisu dengan Kain yang Dapat Dipakai Ulang 


Tahu kan kalo tisu asalnya dari pohon, sama seperti kertas? Jadi sayang dong hutan yang menyediakan oksigen untuk kita bernapas ditebang cuma untuk dibuang sekali pakai? 
Menurut survei WWF IndonesiaXHakuhudo, masyarakat Indonesia di kota besar rata-rata menggunakan 3 lembar tisu untuk mengeringkan tangan saja, belum untuk yang lainnya.
Saat "masih khilaf" dulu, tiap bulan saya bisa menghabiskan 3 pak tisu ukuran besar, ditambah 2 pak tisu ukuran kecil untuk dibawa dalam tas, ditambah lagi tisu basah. Ah! Udahlah. Kebayang ya tumpukan sampahnya kek gimana.

TIPS:
Untuk pengganti tisu di rumah, saya daur ulang selimut bayi jaman si Kakak dulu. Satu kain selimut dipotong jadi 16, lalu tiap potongan dineci sisi kelilingnya.
Sebagai pengganti tisu untuk saya bawa dalam tas, saya pakai Reusable Cloth dari Alang-Alang. Produk ini jenius banget, serius! Packaging-nya persis sama kayak tissue travel pack, plus di bagian belakang ada kantong untuk kain yang habis dipakai. So handy. Harganya Rp50000 isi 10 lembar. 


Disclaimer:
Saya bukan pakar zero waste. Kita sama kok: sama-sama sedang belajar dan berjuang merubah gaya hidup menjadi lebih sustainable dengan menghasilkan minim sampah.
Tulisan ini adalah pemahaman saya terhadap banyak informasi yang saya dapatkan dan pelajari dari buku, beberapa website resmi gerakan zero waste, dan posting media sosial para pejuang zero waste. Pemahaman inilah, dengan bahasa dan pola pikir yang bisa saya cerna, yang saya tanamkan dalam diri saya, yang saya jadikan pegangan dalam berperilaku lebih ramah lingkungan.
Cara-cara yang saya tuliskan di atas adalah yang selama ini saya lakukan di awal perjalanan hidup minim sampah saya ini.

Jadi, sudah siap memulai hidup minim sampah? Sebelum terlambat loh..

Komentar

Rey - reyneraea.com mengatakan…
Sediiihhh, belum ada satupun yang bisa konsisten saya jalankan.
Saya sering banget bawa tas belanjaan saat hendak belanja, trus sampai di tujuan ketinggalan dong, lalu ujung-ujungnya pakai tas kresek huhuhu

Bawa wadah ke pasar? hiks yang sering ke pasar malah pak su, pakai sedotan? belum juga jadi beli ckckck.

Tapi bersyukur udah banyak banget yang bahas ini, jadi lebih sering ingat dan semoga bisa mngurangi sedikit sampah :)
Dyn mengatakan…
Aku sudah ngelakuin semuanya kecuali yang sikat gigi nih!
Muna Fitria Hidayat mengatakan…
Beli, Mbak, haha.. Harganya gak jauh beda sama beberapa merek sikat gigi plastik yang dijual di pasaran kok.
Aku gak punya komposter sendiri. Jadi bekasnya, maksudnya yang udah rusak kepake, aku masukin ke komposter yang ada di taman2 deket rumah.
Muna Fitria Hidayat mengatakan…
Beli, Mbak Rey, pas waktunya belanja bulanan. Hahahaha.. Di Surabaya udah ada zero waste shop loh.

Popular Posts

CARA MEMBUAT BULLET JOURNAL UNTUK PEMULA: HABIT TRACKER

Assalamualaikum Muna Fitria a.k.a. @mamahfaza disini Kita semua perlu punya kebiasaan baik yang berfaedah dalam hidup. Kalau sampai sekarang masih belum punya, berarti kita harus pilih satu kebiasaan baik yang ingin kita lakukan dan mulai menanamkannya sampai jadi rutinitas. Nah, habit tracker bisa membantu proses ini. Kita bisa menuliskan kegiatan apapun yang kita ingin rutinkan dan catat untuk memantau bisakah kita istiqomah. Misalnya, ingin rutin menghindari makan gorengan demi menghindari kolesterol? Tulis di habit tracker dan mulai wujudkan. HABIT TRACKER ADALAH ... "Habit Tracker" diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia berarti "Pencatat Kebiasaan". Lalu kenapa kita harus mencatat kebiasaan (tracking habits) ? Penggagas Bullet Journal, Ryder Carroll, dalam salah satu videonya menyampaikan bahwa Habit Tracker adalah salah satu cara sederhana untuk membuat diri kita lebih berkomitmen untuk merutinkan suatu kebiasaan baik (habit). Saat kita ingin mengubah sua

Checklist Isi Tas Persiapan Melahirkan Caesar di Rumah Sakit

Assalamualaikum.. Muna Fitria a.k.a @mamahfaza disini.. Minggu ini, kehamilanku memasuki minggu ke-37. Sebenarnya HPL Baby No.3 ini masih sekitar pertengahan Januari. Tapi karena dia harus dilahirkan secara Caesar, maka operasi dijadwalkan 2 minggu lagi. Sambil menunggu hari-H, jangan sampai lupa, Mah! Ada satu hal penting yang harus dipersiapkan menjelang persalinan, yaitu mengepak tas untuk dibawa saat melahirkan ke rumah sakit. Pastinya kita tidak mau ada yang tertinggal saat menginap di rumah sakit kan. Sebaiknya isi tas persiapan melahirkan ini sudah dipersiapkan sekitar 2 minggu sebelum HPL, just in case si janin lahir lebih awal dari tanggal perkiraan. Saat melahirkan Caesar biasanya dibutuhkan waktu sekitar 3-4 hari untuk tinggal di rumah sakit . Mamah harus  check-in sehari sebelum operasi untuk berbagai pemeriksaan laboratorium dan konsultasi dengan dokter anestesi. Umumnya Mamah sudah diperbolehkan pulang sehari setelah operasi , kecuali ada kondisi yang meng

BULLET JOURNAL INDONESIA UNTUK PEMULA: MONTHLY LOG

Assalamualaikum.. Muna Fitria a.k.a @mamahfaza disini.. Masih dalam rangkaian Tutorial Bullet Journal untuk Pemula, setelah Future Log dan Habit Tracker, sekarang ku akan berikan step-by-step cara membuat Monthly Log. Mumpung masih semangat tahun baru, moga-moga masih semangat bikin bullet journal juga yaaah. Let's get it ! MONTHLY LOG ADALAH ... Monthly Log jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti "Catatan Bulanan". Jadi Monthly Log adalah catatan jadwal acara, peristiwa, atau rencana kegiatan dalam sebulan . Awalnya memang begitu, tapi bukan Bullet Journal namanya kalau tidak bisa disesuaikan dengan kebutuhan pemakainya. Kita bisa menambahkan fitur apapun yang kita butuhkan ke dalam Monthly Log. Misalnya, mau sekalian digabungkan dengan Habit Tracker atau mau menambahkan target bulan ini yang harus dicapai. Boleeeh.. Custom made ajah.. Baca juga: 5 Kunci Wujudkan Mimpi Finansial MONTHLY LOG DI BULLET JOURNAL BISA DIGUNAKAN UNTUK APA?