Assalamualaikum..
Muna Fitria a.k.a. @mamahfaza disini..
Adalah sebuah kebanggaan ya jika kita bisa menyusui bayi kita secara eksklusif selama 6 bulan pertama. Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) bahkan menyediakan sertifikat lulus ASI untuk merayakan keberhasilan para ibu memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Tak terkecuali, aku pun begitu mendamba berhasil memberikan hak ASI eksklusif anak ketiga ku, Baby El.Keistimewaan ASI Eksklusif
ASI Eksklusif artinya memberikan hanya ASI kepada bayi, tanpa tambahan makanan padat atau cairan lainnya, termasuk air; dengan pengecualian oralit, atau vitamin atau obat dalam bentuk sirup.Bayi sebaiknya mendapat ASI Eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupannya untuk mencapai pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan yang optimal. Hal ini dikarenakan semua nutrisi yang dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama sudah terkandung dalam ASI, jadi bayi sehat tidak perlu mendapat asupan tambahan lainnya.
ASI dapat melindungi dari penyakit yang umumnya diderita bayi seperti diare dan pneumonia. Selain itu, ASI dapat memberikan manfaat jangka panjang pada kesehatan ibu dan anak, seperti mengurangi resiko kelebihan berat badan dan obesitas di masa kanak-kanak dan remaja.
Pengalamanku sendiri membenarkan teori di atas. Kentara sekali perbedaan antara kesehatan anak ke-1, yang mengonsumsi sufor sejak lahir, dan anak ke-2 yang hanya minum sufor selama 2 bulan.
Si Kakak sering banget sakit. Sejak lahir, hampir tiap bulan harus berobat. Baru sekitar usia 4 tahun, Si Kakak mulai jarang sakit. Dokter spesialis anak langganan kami sampai hafal betul dengan Si Kakak, hahaha. Sementara Sha, hingga usianya 3 tahun, frekuensi sakitnya bisa dihitung jari. Tentu saja itu semua terjadi bi idznillah, namun pengalamanku membuktikan memang benar ada hubungan antara ASI dengan kekebalan tubuh anak.
Baca Juga: 5 Kunci Wujudkan Mimpi Finansial
Pengalaman Menyusui Baby El
Mengetahui begitu istimewanya ASI, aku makin bertekad memberikan ASI Eksklusif pada Baby El. Aku coba berbagai macam ASI booster: makan sayuran, buah, suplemen daun katuk dan daun kelor, kurma, sampai pijat oksitosin. Setiap menyusui pun aku selalu menata hati agar tetap positif. Ku dengungkan kalimat penyemangat ini sesering mungkin - atau istilahnya sounding ke diri sendiri yah hehe..Ya Allah Ya Hasiib, Allah Maha Mencukupi Kebutuhan Hamba-Nya. ASI-ku cukup. Aku mampu menyusui anakku sampai genap 2 tahun.Alhamdulillah aku bisa dengan lancar menyusui Baby El. Yah meskipun payudara jarang "terasa penuh", tapi aku bisa memberikan ASI kapan pun Baby El meminta. Secara kasat mata, Baby El terlihat seperti bayi sehat. Setuju gak, Mah? Lihat deh fotonya di bawah. Kurang cempluk gimana coba?
Baby El usia 5 bulan |
Tapi siapa yang menyangka kalo Baby El sebenarnya kurang ASI! Ternyata selama ini ASI-ku hanya cukup untuk surviving, tapi tidak memadai untuk kebutuhan pertumbuhannya.
Tanda-Tanda Bayi Kurang ASI
Untuk memantau pertumbuhan bayi, setiap bulan sebaiknya bayi ditimbang berat badannya, serta diukur panjang badan dan lingkar kepalanya. Di RW tempatku tinggal, setiap bulan biasanya rutin diadakan kegiatan Posyandu. Namun, sejak negara Indonesia diserang pandemi Corona, kegiatan Posyandu dihentikan. Otomatis aku pun jadi kesulitan memantau pertumbuhan Baby El secara rutin.Untungnya Baby El masih harus melakukan beberapa imunisasi pada bulan-bulan pertama, sehingga pertumbuhan Baby El bisa dipantau oleh dokter spesialis anak. Nah, saat pemberian vaksin di bulan ke-5 lah baru ketahuan bahwa berat Baby El tidak bertambah sama sekali. Berat badannya sama persis dengan beratnya bulan lalu, yaitu 8.2 kg.
Pertanda bayi tidak naik berat badannya |
Ada beberapa tanda bayi kurang ASI yang dialami Baby El, yaitu:
1. Berat badannya tidak naik
Seperti yang ditunjukkan pada grafik berat badan pada KMS (Kartu Menuju Sehat) di atas, berat badan bayi dikatakan tidak naik jika:- garis pertumbuhannya turun;
- garis pertumbuhannya mendatar;
- garis pertumbuhannya naik tapi pindah ke pita warna di bawahnya (misalnya, dari hijau tua ke hijau muda).
2. Jarang pipis
Frekuensi pipis bayi bisa dilihat dari popoknya. Jika setelah 6 jam popoknya "tidak penuh", nah ini berarti pipis bayi hanya sedikit dan bisa jadi pertanda bayi kurang ASI atau dehidrasi. Selain itu, pipis bayi yang kurang ASI berwarna lebih gelap, bukan kuning cerah seperti seharusnya. Yah seperti inilah yang dialami Baby El.Baca Juga: Penuhi Kebutuhan Nutrisi Anak Alergi dengan Susu Soya yang Tepat
Cara Mengatasi Bayi Kurang ASI
1. Dibantu Susu Formula
Meskipun awalnya aku berusaha sekuat tenaga untuk memberikan ASI Eksklusif, tapi karena sudah terpampang nyata bahwa ASI ku ternyata tidak bisa mencukupi kebutuhan Baby El untuk tumbuh, ya mau tidak mau harus dibantu dengan susu formula. Susu formula ku berikan hanya saat malam. Selebihnya, Baby El tetap menyusu langsung padaku.*Update September 2021:
Alhamdulillah Baby El hanya perlu dibantu susu formula selama kurang dari 2 bulan. Setelahnya, Baby El kembali menyusu ASI hingga usianya 21 bulan sekarang.
2. Memulai MPASI lebih awal
Meskipun belum genap 6 bulan, tapi karena suplai ASI-ku tidak mencukupi, Baby El harus mulai MPASI. Tujuannya tentu saja untuk melengkapi nutrisi dari ASI yang kurang. Kata dokter, sebenarnya boleh-boleh saja mulai memberikan MPASI sebelum usia 6 bulan jika bayi sudah menunjukkan tanda2 siap makan, diantaranya:- bisa mengangkat kepalanya atau menegakkan lehernya;
- bisa duduk tegak jika ditopang;
- koordinasi mata-tangan sudah berkembang (bayi bisa meraih barang yang dilihatnya dan mengarahkannya ke mulut);
- mulut bayi ikut berkecap-kecap saat melihat orang lain makan yang berarti bayi mulai tertarik dengan makanan.
Hikmah dari Pengalaman Ini
Bukannya aku mematahkan semangat Mamah untuk berjuang memberikan ASI eksklusif pada bayi. Bukan. Sama sekali bukan.Bersyukur sekali sudah banyak cara yang direkomendasikan para dokter, konselor laktasi, atau pakar kesehatan lain untuk melancarkan ASI atau untuk memudahkan bayi menyusu. Cobalah semuanya. Berikhtiarlah sekuat tenaga. Teruslah menyusui. Aku pun begitu.
Namun, Mamah perlu mengenali juga red flags atau tanda bahaya. Waspadai munculnya tanda-tanda bayi kurang ASI. Aku pun begitu.
Secara rutin ku stimulasi dan ku pantau perkembangannya: harus sudah bisa apa bayi usia sekian? Oh. Bisa tengkurap sendiri. Oke. Mari kita latih terus sampai Baby El bisa.
Setiap bulan ku pantau pertumbuhannya di Posyandu dan dokter spesialis anak. Sampai ditemukan tanda bayi kurang ASI pada bulan ke-5, yaitu berat badan bayi tidak naik. Saat itulah aku tahu, aku butuh bantuan. Baby El butuh bantuan.
Alhamdulillah beruntung tumbuh kembang Baby El dipantau secara rutin. Jadi saat ada yang gak beres, bisa cepet ketahuan. Jadi memantau tumbuh kembang anak jangan sampek dikasih kendor, ya, Mah.
Ceritakan juga pengalaman Mamah menyusui dong di kolom komentar. Baik pejuang ASI maupun pejuang sufor, kita sama-sama berjuang maksimal demi pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan anak yang optimal ya, Mah.
Alhamdulillah beruntung tumbuh kembang Baby El dipantau secara rutin. Jadi saat ada yang gak beres, bisa cepet ketahuan. Jadi memantau tumbuh kembang anak jangan sampek dikasih kendor, ya, Mah.
Ceritakan juga pengalaman Mamah menyusui dong di kolom komentar. Baik pejuang ASI maupun pejuang sufor, kita sama-sama berjuang maksimal demi pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan anak yang optimal ya, Mah.
Semangat memantau tumbuh kembang anak, Mah.
Komentar
Lalu di bulan ke-3, asiku mulai lancar. Anakku makin menggendut, kurva pertumbuhannya pun membaik. Alhamdulillah bisa asi eksklusif sampai 6 bulan. Memang perjalanan ibu menyusui itu tidak mudah dan banyak rintangannya, namun kita juga harus tetap melihat kondisi kesehatan anak ya Mba.. semoga sehat selalu.
Insya Allah kamu bisa mengASIhi, Mbak. Bismillah.
Aku pun berharap banget bisa lulus ASIX 6 bulan. Tapi ya ternyata memang tidak bisa. Tujuan ASIX kan untuk tumbang & kesehatan yang optimal. Tapi ternyata kalau itu tidak terpenuhi, lalu untuk apa terus ku paksakan?
Mudah-mudahan Mbak sekeluarga juga sehat bahagia selalu, Mbak :)
Ini terjadi juga pada anakku No.2: dia minum sufor selama 2-3 bulan saja, setelahnya lanjut full ASI sampai 2 tahunan.
Pemberian sufor ini atas saran DSA, Mbak, karena sudah ada tanda bahaya yaitu berat bayi tidak naik. Jadi aku tidak kasih sufor semauku. Selalu konsultasikan dengan tenaga kesehatan pokoknya deh, Mah.
Kalau buat aku, sufor itu kayak tangga darurat. Kalau bisa pakai elevator atau eskalator, ngapain pakai tangga darurat. Tapi kalau keduanya lagi out of service, barulah aku pakai tangga darurat.
Sebelumnya, frekuensi menyusu malah lebih sering. Karena saya merasa, meskipun menyusu, Si Bayi masih kehausan. Saya juga merasa produksi ASI saya sangat berkurang. Kemungkinan besar karena stres setelah kehilangan almh. Ibu saya.
Semoga Mbak Muna dan Bayi El sehat-sehat selalu ya :)
Aamin. Terimakasih banyak doanya, Mbak Vicky.
Masalahnya, BB bayi saya tidak naik dibanding bulan sebelumnya.
Jadi waktu usia 4 bulan, BB 8.2kg. Usia 5 bulan, BB nya tetep 8.2kg.
Nah, itu juga bermasalah, Mbak. Coba lihat pedoman membaca grafik berat badan bayi di KMS. Disitu dijelaskan.
Itu pedomannya saya capture di artikel.
Biasanya hanya 1-2 botol, Mbak. Selebihnya, biasanya PD saya mulai terasa penuh pas tengah malam, jadi saya susui langsung.