Langsung ke konten utama

Pengalaman Anak Alergi Susu Sapi Sejak Bayi

Assalamualaikum..
Muna Fitria a.k.a. mamahfaza disini..

banner artikel tentang pengalaman merawat bayi alergi susu

Kali ini aku ingin berbagi pengalaman merawat anak dengan alergi susu sapi. Si Kakak, anak pertamaku, ketahuan memiliki alergi susu sejak bayi.

Kok Bisa Anak Alergi Susu Sapi?

Seseorang bisa mempunyai alergi sebab ada kecenderungan genetik. Jika tidak ada kerabat dekat dengan alergi, peluang anak mempunyai alergi hanya sekitar 12%. Kemungkinannya meningkat menjadi 30 - 50% jika salah satu orangtua menderita alergi. Namun jika keduanya memiliki alergi, risikonya meningkat menjadi 50 - 80%. Terlebih jika sang ibu yang mempunyai alergi, peluang munculnya alergi pada anak akan makin besar [1].

Dalam kasus Si Kakak, kedua orangtuanya punya alergi. Papahnya menderita rhinitis (peradangan rongga hidung) akibat alergi; dan Mamahnya (aku) punya asma akibat alergi. Ditambah dengan riwayat alergi di keluargaku yang turun temurun, risiko alergi Si Kakak makin besar.

Jika Mamah mau mencari tahu seberapa besar risiko anak menderita alergi, Mamah bisa periksa di www.cekalergi.com. Di sana Mamah akan diberi beberapa pertanyaan mengenai riwayat alergi dalam keluarga untuk mengetahui persentase risiko alergi anak.


Pertama Kali Tahu Anak Alergi Susu Sapi

Si Kakak bisa langsung muncul reaksi alergi sejak bayi sebab dia langsung diberi minum susu formula setelah lahir. I know. This breaks my heart too, huhu.. Jadi begini ceritanya.  Berhubung aku melahirkan melalui bedah Cesar darurat, aku tidak bisa melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IDM). Setelah bayi lahir, aku langsung ditidurkan (dibius total). Aku baru dipertemukan dengan bayiku keesokan harinya di waktu sore dan Alhamdulillah aku langsung bisa direct breastfeeding (menyusui langsung). Yang tidak aku tahu, ternyata selama 30 jam sebelum bertemu aku, bayiku sudah diberi minum susu formula! Bukannya tanpa persetujuan orangtua. Lha wong suamiku sendiri yang membelikan sufor atas permintaan perawat. Sayangnya, karena belum ada pengalaman merawat bayi alergi susu sapi, suamiku memilih susu formula biasa. 

Ketidaktahuan kami berlanjut hingga setelah kami pulang dari RS. Berniat untuk boosting ASI, aku minum susu untuk ibu menyusui. Ditambah lagi, aku tidak pantang makanan. Semua yang dimasak (almh.) Ibu Mertua, aku makan. Apalagi saat itu aku inget banget Bumer rajin kasih aku putih telur untuk membantu proses penyembuhan luka jahitan di perut. Supaya cepat kering, katanya. wkwkwk.. I swear to God. We were so clueless as parents back then. Astagfirullah..

Jadilah Si Kakak sudah menunjukkan reaksi alergi sejak bayi. Sayangnya, aku tidak cepat menyadari bahwa ini semua adalah reaksi alergi:

  • Pipinya memerah; terkadang hanya terlihat seperti bintik-bintik, tapi di lain waktu terlihat seperti luka lecet yang berair.
  • Napasnya berbunyi “grok..grok.." Saat malam, "grok..grok.."-nya sering makin parah dan baru mereda menjelang subuh. Terkadang, terdengar seperti hidungnya buntu. Karenanya, bayiku cenderung lebih rewel pada malam hari dan susah tidur.
  • Kepalanya berkerak parah; hampir seluruh permukaan kulit kepalanya tertutup busik.

Barulah setelah konsultasi, dokter spesialis anak mendiagnosa bahwa yang terjadi pada Si Kakak ini adalah reaksi alergi susu sapi. Selanjutnya, Si Kakak harus minum Pregestimil, susu hipoalergenik khusus untuk bayi 0 - 12 bulan. Aku juga harus menghindari makanan pencetus alergi (alergen) seperti seafood, telur, kacang, dan susu, karena Si Kakak masih menyusu dari aku juga. 


Anak Alergi Susu Sapi Sampai Usia Berapa?

Biasanya, alergi susu hilang dengan sendirinya pada saat seorang anak berusia 3 sampai 5 tahun [3], tetapi sekitar 80% anak baru akan hilang alerginya setelah usia 16 tahun [4], termasuk Faza. Sampai usianya 10 tahun per 2020 ini, alergi susu sapinya masih ada. Meskipun tidak separah saat kecil dulu, tapi gejala alerginya masih akan kambuh setelah dia makan sebatang cokelat, salah satunya.

Reaksi alergi yang muncul biasanya batuk dan hidung tersumbat yang hanya akan kambuh saat malam. Begitu menjelang subuh, biasanya nafasnya sudah agak lega dan dia baru bisa tidur. Yah begitulah salah satu tanda khas batuk alergi.


Hikmah dari Pengalaman Merawat Bayi Alergi Susu Sapi

Memang sih pengalaman bayi dengan alergi susu sapi ini terasa pahit pahit manis. Namun, there's always a silver lining in every mushroom clouds. Beneran deh. Pengalaman pertamaku merawat bayi alergi susu sapi ini jadi pelajaran berharga banget untuk merawat dua anakku lainnya:

  • Memilih rumah sakit yang pro ASI untuk tempatku melahirkan.
Alhamdulillah RS tempatku melahirkan 2 anakku lainnya sangat mendukung pemberian ASI eksklusif. Mereka meyakinkan bahwa bayi baru lahir bisa bertahan tanpa minum selama 48 - 36 jam. Saat ASI yang keluar hanya sedikit, mereka membesarkan hati kami dengan memberitahu bahwa bayi baru lahir punya cadangan cairan dan glukosa yang cukup untuk 2 - 3 hari [2] so we can take our time to get ready for breastfeeding; supaya kami tidak patah semangat menyusui dan tidak buru-buru memberikan sufor.

  • Trial and error. 

Mempunyai alergi bukan berarti selamanya anak harus menghindari alergen. Kita harus tes dulu bagaimana reaksi tubuh anak terhadap alergen tersebut. Sebagai contoh: es krim umumnya dapat memicu alergi karena mengandung susu. Tapi ternyata beda merk es krim, beda juga reaksi alerginya. Mungkin karena kandungan susu es krim A jauh lebih banyak dibanding es krim B. Jadi bukannya tidak boleh makan es krim sama sekali, tapi boleh makan es krim yang merk ini saja.

Dengan anakku yang kedua dan ketiga pun aku juga melakukan trial and error. Karena risiko alergi mereka juga tinggi, aku melakukan percobaan sejak MPASI. Coba aku beri makan telur. Apakah timbul reaksi alergi? Jika tidak, maka telur bisa dimasukkan dalam daftar menu. Jika iya, ya udah dadah bye-bye untuk sementara waktu.

  • Lebih perhatian dan teliti mengamati kesehatan anak.

Pengalaman bayi alergi susu melatih aku agar lebih cermat mengamati kondisi kesehatan anak. Seperti yang aku ceritakan sebelumnya, aku harus memperhatikan gejala alergi yang mungkin muncul setelah anak makan / minum / melakukan sesuatu. Aku harus tahu secara pasti apa yang memicu alergi supaya bisa dihindari.

  • Memilih dokter anak langganan.

Mempunyai dokter anak yang tahu rekam medis anak sejak lahir sangat membantuku merawat anak dengan alergi susu sapi. Sang dokter tahu dan hapal betul dengan kondisi dan riwayat kesehatan anak, sehingga setiap ada gejala sakit atau keluhan kesehatan, diagnosa dan pengobatannya pun lebih tepat. Selain itu, aku juga bisa konsultasi secara berlanjut mengenai perawatan anak alergi susu sapi di rumah. 

Alhamdulillah aku bisa bertahan dengan DSA yang sama selama 10 tahun. Sejak Si Kakak lahir sampai anak ketiga, semuanya aku bawa periksa kesana. Percaya deh. Akan lebih enak dan memudahkan buat kita orangtua kalau punya dokter anak langganan.


To be honest, pengalamanku sendiri sebagai anak dengan alergi sedikit banyak membantuku menjalani pengalaman mempunyai bayi alergi susu sapi. Mengetahui bagaimana dulu (almh.) Ibuk merawatku, ditambah dengan saran dokter anak langganan, Alhamdulillah cukup menjadi panduan dalam merawat anak alergi susu sapi selama 10 tahun ini.

Apa Mamah juga punya pengalaman anak alergi susu? Cerita juga dong di kolom komentar. Barangkali aja ada tips merawat anak alergi susu sapi yang bisa aku contek, hehe.

Semoga Mamah diberi kemudahan dalam merawat anak dengan alergi susu sapi.Semoga sehat dan bahagia selalu.

____________________

Disclaimer:

Artikel ini ditulis berdasarkan pengalamanku selama 10 tahun merawat anak pertamaku yang mempunyai alergi susu sapi. Perlu diingat bahwa setiap anak unik dan berbeda. Artikel ini ditulis murni untuk berbagi dan sebagai rekam jejak pengalamanku sebagai orangtua. Pembaca diharapkan tidak mengambil saran dari artikel ini tanpa konsultasi dokter. Jika ada pertanyaan berkaitan dengan kesehatan pembaca, sebaiknya segera dikonsultasikan langsung dengan dokter. Penulis tidak bertanggungjawab atas kerugian apapun yang mungkin terjadi.

Sumber Bacaan:
[1] https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2805592/
[2] https://www.smh.com.au/national/nsw/newborn-in-drain-how-a-baby-can-survive-for-six-days-without-food-or-water-20141124-11sg2a.html
[3] https://www.rchsd.org/health-articles/milk-allergy-in-infants/
[4] https://acaai.org/allergies/types-allergies/food-allergy/types-food-allergy/milk-dairy-allergy

Komentar

Han mengatakan…
Jadi inget anak dari temanku juga ada yg alergi susu sapi, sedangkan dia juga asi nya ngga keluar setelah 6 bulan :( Bener ya kak, setiap anak itu berbeda dan unik. Ngga bisa dibanding2kan dengan anak lain. Pasti punya keistimewaan masing-masing.
Kangg Mas Joe mengatakan…
Haloo, mbak. Salam kenal. Ini pertama kali berkunjung ke blog ini.
Btw, saya pribadi juga "alergi" terhadap susu, mbak. Sejak kecil sampe sekarang. Tapi gejalanya agak beda dengan anaknya. Kalo aku diberi minum susu, itu pasti perut mual dan rasanya mau muntah. Jadi sampe skng ga bisa minum susu. Kalau aku jajan, misal beli martabak, atau es, atau apapun. Selalu pesan kepada yg jual, "bu ga usah pake susu" heheh

eh, tapi ga tau yaa. Kasusku ini masuk jenis alergi atau bukan?
iffiarahman.com mengatakan…
Bener banget nih mom, akupun waktu jadi new parent clueless banget 😭😭😭
Putri Santoso mengatakan…
waah ini artikel ke 3 yang aku baca tentang anak yg alergi susu sapi. beruintung banget ya sekarang industri 4.0 ini bisa dapat info lebih mudah buat bekal yg mau nikah/calon mom.
dan bener banget mba, dari yg aku baca masing2 anak punya gejala alergi sendiri2 gt
terimakasih sharingnya kak
Muna Fitria Hidayat mengatakan…
Ya ampuuun.. Perjuangan banget ASI baru keluar setelah 6 bulan.
Betul setiap penderita alergi memang berbeda . Pasalnya, gejala alergi itu buanyak, dari yang ringan sampai yang mengancam nyawa. Penyebab alerginya pun bisa bermacam-macam.
Muna Fitria Hidayat mengatakan…
Halo, Kak Dodo.
Wah sampe sekarang masih gak tawar susu ya? Kalo setauku gejala yang seperti itu termasuk lactose intollerant, yaitu susah mencerna / tidak tawar laktosa (kandungan dalam susu). Beda dari alergi.
Muna Fitria Hidayat mengatakan…
Apalagi aku dulu new mom masih kuliah semester 5. Yang dibaca bukan buku Parenting, tapi buku diktat kuliah sama jurnal akademis. Haha..
Muna Fitria Hidayat mengatakan…
Betul. Jaman digital gini udah enggak kesusahan akses informasi. Yang susah adalah menyaring informasi.
Tempat Ngulas mengatakan…
Huwaaa sama, kak. Dulu waktu bocah masih bayi pun bener-bener clueless banget. Jadi mengingatkanku di masa-masa perjuangan dulu.
Muna Fitria Hidayat mengatakan…
Orangtua anyaran bingung karena gak punya bekal apa-apa ya. Lalu dibilangin gini gitu dari sana sini makin bingung lagi. Huhu..
Latifika Sumanti mengatakan…
Anakku yang kedua alergi susu sapi tapi produk turunan masih tolarable Mba. Dia kalo minum susu sapi jadi diare atau muntah. Tapi kalo yogurt yak*lt es krim masih OK. Setelah aku perhatikan kenapa beda sama anak pertama (padahal kami orangtuanya ga ada yg alergi), mungkin faktor stress selama hamil dia dulu berpengaruh ke bakat alerginya
K. Niken mengatakan…
Jadi ingat anak kedua ku sejak usia 6 bulan entan batpil. Kalu udah batk bisa dalam jangka waktu lama. indikasi aleri karena ayahnya juga ada asma. Harus lebih aware ya untuk anak yang alergi apalagi konsumsi susunya.
Fionaz mengatakan…
Alhamdulillah ke tiga anakku nggak ada yang alergi susu mbak, semua memang ASI tapi pas udah agak besar aq juga kasih mereka Sufor biar nutrisinya tercukupi
Inia lutarfus mengatakan…
berarti alerginya bisa menghilang lagi ya?
Muna Fitria Hidayat mengatakan…
Bisa. Semakin bertambah umur, biasanya tubuh makin kebal terhadap alergen (pencetus alergi). Setelah 3 atau 5 tahun, kebanyakan alergi susu sudah hilang. Tapi ada juga yang sampai usia 16 tahun.
Muna Fitria Hidayat mengatakan…
Wah. Kondisi sejak dalam kandungan bisa berpengaruh juga ya.
Muna Fitria Hidayat mengatakan…
Betul. Harus jeli dan teliti memperhatikan makanan / minuman yang dikonsumsi. Mana aja yang bikin alerginya kumat harus distop sementara.
Muna Fitria Hidayat mengatakan…
Alhamdulillah. Senang sekali kalo pemberian susunya tidak ada kendala ya, Mah.
Triyatni A. mengatakan…
Mbak hebat banget lho dengan kondisi ketiga anaj alergi tentu banyak banget yang harus diperhatikan dan trial error. Apalagi dishare di sebuah tulisan saya yakin akan sangat bermanfaat untuk ibu-ibu lainnya yang mengalami kasus serupa.

Kalau tetanggaku pernah anaknya alergi. Jadi kalau mamanya makan telur atau ayam, anaknya minum ASI mukanya langsung memerah. Tapi semakin ke sini udah berkurang katanya.
iffiarahman.com mengatakan…
Waaa keren banget mom, pasti kerasa banget itu belajarnya double double. Sending virtual hug
Mutia Ramadhani mengatakan…
Gak ada yang salah dengan susu formula. Yg salah adalah memberikan sufor pada bayi tanpa persetujuan ibunya. Hehehe. Tapi gak papa, semua jadi pelajaran ya mba. Dulu saya gak bius total waktu sesar, jadi masih bisa IMD sama si anak-anak saya yg ketiganya lahir sesar. Soal alergi memang turunan ya mba. Namun, zaman udah canggih sekarang semua pasti sudah ada solusinya. Tetap semangat ya mba.
Lintang mengatakan…
Mba Muna, anakku juga alergi sufor dan akhirnya minum susu Hypo Allergenic. Saat itu aku udah berusaha NWP tapi qadarullah ngga keluar lagi. Akhirnya anakku terapi Bio-E.
Sitatur Rohmah mengatakan…
Setiap anak pasti sistem imun nya berbeda beda ya kak, ada yang alergian dan tidak.
Sebagai ibu,penting mengetahui sejak dini gejala alergi pada anak agar ditangani dengan baik.
Biasanya timbul alergi di sekitar pundak maupun leher pada anak, oh ya, ternyata ada websitenya juga ya kak ? Agar kita bisa tau presentasi resiko alergi pada anak dengan diberi beberapa pertanyaan ya kak, makasih info nya.
Nanik Nara mengatakan…
wah, alergi susu sapi ada yang bisa bertahan sampai usia 16 tahun? Agak repot juga ya, jadinya. Harus ekstra hati-hati banget asupan makanannya
Arai Amelya mengatakan…
Ya Allah, nggak kebayang kalau saya di kondisi itu, bisa nggak ya nanti kalau anak ternyata alergi susu? Apa yang kudu dilakuin? Secara saya dari kecil sampe segede gini doyan susu. Sungguh perjuangan mbak selama ini, keren bisa berbagi kisah yang sangat bermanfaat
Supadilah mengatakan…
Perjalanan yang cukup mengesankan. Anak-anak ku nggak pakai susu sapo sih mbak, pakai susu kambing dan Alhamdulillah nggak ada alerginya. Jadi nggak merasakan pengalaman mbak. Cukup lama juga ya alerginya.
Muna Fitria Hidayat mengatakan…
Ah iya. Susu kambing. Ini juga sebenarnya bisa jadi alternatif pengganti susu sapi. Sayangnya masih jarang yang jual yah.
Muna Fitria Hidayat mengatakan…
Sama, Kak. Aku pun doyan susu. Tapi terpaksa harus menghindari susu dan produk olahannya selama menyusui.
Muna Fitria Hidayat mengatakan…
Betul begitu, Mbak, menurut jurnal kesehatan yang kubaca. Anakku sudah usia 10 tahun juga terkadang masih kumat alergi susunya.
Muna Fitria Hidayat mengatakan…
Betul. Di website tersebut, ada semacam tool seperti kalkulator yang bisa memprediksi risiko alergi anak berdasarkan riwayat alergi di keluarga.
Muna Fitria Hidayat mengatakan…
Wah. Terapi Bio-E ini apa?
Mudah-mudahan ananda sehat, cerdas, bahagia selalu ya, Mah.
Muna Fitria Hidayat mengatakan…
Betul. Jadi pelajaran banget untuk benar-benar selektif memilih RS untuk melahirkan. Insya Allah anak-anak bisa tetap sehat cerdas walau tanpa susu sapi. Tapi memang harus ekstra hati-hati banget supaya alerginya gak ganggu.
Muna Fitria Hidayat mengatakan…
Betul. Makin besar, daya tahan tubuh anak makin kuat kan. Jadi lama-lama alergi memang bisa hilang sendiri.
Helmiyatul Hidayati mengatakan…
Anakku dulu juga alergi susu sapi Mbak jadi minumnya susu soya harganya lebih mahal daripada susu sapi jadi rogo kocak agak banyakan tapi untungnya sebelum 5 tahun itu dia udah bisa minum susu apa aja ��
Ghina Rahmatika mengatakan…
perjalanan memahami kondisi anak luar dalam memang perlu fokus tersendiri ya mbak. apalagi dalam hal makanan dan minuman.

Dulu saya nggak tahu kalo ada hal2 yang bersifat alergi yang kalo kita sbg org biasa mikirnya 'kayak gitu aja kok' padahal bisa jadi ngefeknya bisa besar buat si penderita. Dulu saya memahami ini malah baru pas di belanda. nggak boleh ngasih sembarang ke anak orang, karena kita nggak tahu dia alergi thd sesuatu atau nggak. Dulu saya tawarin roti aja karena anaknya deketin, untung belum di makan sama anaknya pas ibunya langsung mendekat dan bilang kalo anaknya alergi makanan tsb.

ah, jadi merasa bersalah. alergi nggak bisa dianggap enteng ya.
Celoteh Dini Hari mengatakan…
ya ampun, dilemanya jadi org tua ya mbakk


byk bgt masalah anak yang harus dihadapain

sbg org tua harus pinter2 dan belajar byk hal demi perkembangan anaknya

padhal susu sapi enak,,,, huhu
Muna Fitria Hidayat mengatakan…
Omaigat. Kalimat terakhirnya menohok, hahaha.
Betul. Akhirnya aku pun harus "puasa" susu dan produk olahannya selama 2 tahun menyusui.
Sabar.. Sabar..
Muna Fitria Hidayat mengatakan…
Nah. Iya.
Sebagai orangtua anak yang punya alergi, sebel banget kalau ada yang sembarangan ngasih jajan tanpa ijin ke aku dulu.
Amel mengatakan…
Saya punya teman yang anaknya alergi susu sapi, sehingga dia pakai susu jenis soya. Dia juga sangat aware terhadap pilihan makanan anaknya jangan sampai ada kandungan susu sapi karena kulit anaknya akan merah2.
Zulaeha Achmad mengatakan…
Pas masih bujangan aku kira susu itu sama semua, pas sudah jadi emak baru aku sadar kalau susu itu beda2. Anakku cocok dengan susu tertentu saja, untuk beberapa merk biasanya berefek ke pencernaan. Syukurnya semakin dia besar, dia semakin toleran dengan susu sapi
Muna Fitria Hidayat mengatakan…
Betul. Bahkan anak yang tidak alergi susu sapi juga tidak bisa sembarangan gonta ganti susu ya. Cocok cocokan kayak jodoh haha.
Muna Fitria Hidayat mengatakan…
Nah iya. Sama, Kak. Reaksi alergi anak-anakku juga seringnya muncul di kulit: merah bentol-bentol gitu.
Unknown mengatakan…

Sama mbak smpe skrg anak sy umur 3 bln 2 mgg batuk y ga smbuh2 .uda minum pregistimil smpe skrg batuk y ga smbuh.ne dsuruh dokter lg minum susu neocate tu pun batuk ya msh ada bun..kdg ditenggorokan ya bunyi grok grok lg..kira2 anak sy knp y bun kok batuk y ga smbuh2 smpe skrg😭😭
Muna Fitria Hidayat mengatakan…
Halo, Mah.
Kalau memang benar anak Mamah batuk karena alergi, Mamah harus perhatikan betul apa yang memicu alerginya. Apa karena makanan, atau suhu udara, atau lainnya. Kalau sudah ketemu sebabnya, harus dihindari supaya alerginya enggak kumat.
Kalau bayi masih menyusu pada Mamah, Mamah juga harus menghindari makan & minum yang memicu alergi, seperti (semua yang terbuat dari) susu, seafood, atau lainnya.
Ini saya jawab menurut pengalaman saya yah. Tapi untuk lebih pastinya, konsultasikan langsung dengan Dokter Spesialis Anak. Karena kondisi kesehatan & fisik setiap anak itu unik dan berbeda.
Semoga ananda cepat sembuh, Mah.
Vini Enoviadewi mengatakan…
Boleh tau gak kak jadi si bayi diberi susu apa ya?
Muna Fitria Hidayat mengatakan…
Beda-beda, Mah. Anak pertama diberi Pregestimil, karena dia sudah jelas alergi susu sapi (kecolongan sufor pas bayi). Sementara anak ke-2 dan ke-3 minum Nan HA, karena mereka berisiko tinggi alergi tapi belum pernah minum susu sapi.
Unknown mengatakan…
Bunda..salam krnal pengalaman bunda sekarang sy mengalaminya..sejak lahir ASI g keluar akhirnya sufor..bayi sy pilek g sembuh2 sy pikir itu biasa pada bayi...stelah 1bln nggk sembuh sy bolak balik ke dokter tp blom sembuh juga..kasian hidungnya buntu kalo malam jd susah tidur akhirnya gendong trus..pas priksa terakhir kedokter suruh ganti susu Php..tapi sampai skarang usia 3bln blom reda juga jadi bingung hrus ganti susu yg mana lagi..mohon sarannya bunda
Muna Fitria Hidayat mengatakan…
Halo, Mah. Salam kenal dari aku, Mamahfaza :)

Kalau memang benar anak Mamah hidungnya buntu karena alergi, Mamah harus perhatikan betul apa yang memicu alerginya. Apa karena susu, atau debu, atau suhu udara, atau lainnya. Kalau sudah ketemu sebabnya, harus dihindari supaya alerginya enggak kumat.

Tapi menurut dokter, ciri khas reaksi alergi itu memang hanya muncul/lebih parah pada malam hari.

Kalau anak pertamaku dulu, karena dia sudah terlanjur minum sufor biasa, padahal alergi susu, DSA menyarankan pakai susu Pregestimil.

Beda dari anakku yang ke-2 dan ke-3. Mereka ada risiko alergi, tapi belum kena sufor sama sekali. Jadi DSA menyarankan susu PHP, semacam untuk pencegahan timbulnya alergi.

Ini aku jawab menurut pengalamanku yah. Untuk lebih pastinya, konsultasikan langsung dengan Dokter Spesialis Anak. Karena kondisi kesehatan & fisik setiap anak itu unik dan berbeda.
Semoga ananda cepat sembuh, Mah.
Unknown mengatakan…
Aamiin trims doanya mama fazah...
Unknown mengatakan…
Salam kenal mom muna... Saya lg sedih banget nih dua2 nya anak saya alergi susu sapi yg pertama udh usia 4tahun stengah udh lolos alergi susu sapi dari usia 2 tahun. Lalu anak kedua saya yg skr usia 7 bulan pun alergi susu sapi, alergi susu soya bahkan susu phpro pun masih alergi. Sedih... Bingung skr pertumbuhan nya jd kaya lambat dari bb nya aja nge pas bgt susah mau naikin berat badan nya. Dia ga asi sejak 2 bulan harus nya saya berjuang untuk asi anak saya 😭😭 sediiihhh mom
Ria mengatakan…
Klo boleh tahu merk susu kambingnya merk apa ya?
Unknown mengatakan…
Mb anak ku dari lahir minum sufor mb merk yg sama kayak skrg ,skrg udah 5 bulan kok baru mnnjukan alergi ya mb bintik2 merah pipi sama jidat nya aja tapi

Popular Posts

CARA MEMBUAT BULLET JOURNAL UNTUK PEMULA: HABIT TRACKER

Assalamualaikum Muna Fitria a.k.a. @mamahfaza disini Kita semua perlu punya kebiasaan baik yang berfaedah dalam hidup. Kalau sampai sekarang masih belum punya, berarti kita harus pilih satu kebiasaan baik yang ingin kita lakukan dan mulai menanamkannya sampai jadi rutinitas. Nah, habit tracker bisa membantu proses ini. Kita bisa menuliskan kegiatan apapun yang kita ingin rutinkan dan catat untuk memantau bisakah kita istiqomah. Misalnya, ingin rutin menghindari makan gorengan demi menghindari kolesterol? Tulis di habit tracker dan mulai wujudkan. HABIT TRACKER ADALAH ... "Habit Tracker" diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia berarti "Pencatat Kebiasaan". Lalu kenapa kita harus mencatat kebiasaan (tracking habits) ? Penggagas Bullet Journal, Ryder Carroll, dalam salah satu videonya menyampaikan bahwa Habit Tracker adalah salah satu cara sederhana untuk membuat diri kita lebih berkomitmen untuk merutinkan suatu kebiasaan baik (habit). Saat kita ingin mengubah sua

BULLET JOURNAL INDONESIA UNTUK PEMULA: MONTHLY LOG

Assalamualaikum.. Muna Fitria a.k.a @mamahfaza disini.. Masih dalam rangkaian Tutorial Bullet Journal untuk Pemula, setelah Future Log dan Habit Tracker, sekarang ku akan berikan step-by-step cara membuat Monthly Log. Mumpung masih semangat tahun baru, moga-moga masih semangat bikin bullet journal juga yaaah. Let's get it ! MONTHLY LOG ADALAH ... Monthly Log jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti "Catatan Bulanan". Jadi Monthly Log adalah catatan jadwal acara, peristiwa, atau rencana kegiatan dalam sebulan . Awalnya memang begitu, tapi bukan Bullet Journal namanya kalau tidak bisa disesuaikan dengan kebutuhan pemakainya. Kita bisa menambahkan fitur apapun yang kita butuhkan ke dalam Monthly Log. Misalnya, mau sekalian digabungkan dengan Habit Tracker atau mau menambahkan target bulan ini yang harus dicapai. Boleeeh.. Custom made ajah.. Baca juga: 5 Kunci Wujudkan Mimpi Finansial MONTHLY LOG DI BULLET JOURNAL BISA DIGUNAKAN UNTUK APA?

Checklist Isi Tas Persiapan Melahirkan Caesar di Rumah Sakit

Assalamualaikum.. Muna Fitria a.k.a @mamahfaza disini.. Minggu ini, kehamilanku memasuki minggu ke-37. Sebenarnya HPL Baby No.3 ini masih sekitar pertengahan Januari. Tapi karena dia harus dilahirkan secara Caesar, maka operasi dijadwalkan 2 minggu lagi. Sambil menunggu hari-H, jangan sampai lupa, Mah! Ada satu hal penting yang harus dipersiapkan menjelang persalinan, yaitu mengepak tas untuk dibawa saat melahirkan ke rumah sakit. Pastinya kita tidak mau ada yang tertinggal saat menginap di rumah sakit kan. Sebaiknya isi tas persiapan melahirkan ini sudah dipersiapkan sekitar 2 minggu sebelum HPL, just in case si janin lahir lebih awal dari tanggal perkiraan. Saat melahirkan Caesar biasanya dibutuhkan waktu sekitar 3-4 hari untuk tinggal di rumah sakit . Mamah harus  check-in sehari sebelum operasi untuk berbagai pemeriksaan laboratorium dan konsultasi dengan dokter anestesi. Umumnya Mamah sudah diperbolehkan pulang sehari setelah operasi , kecuali ada kondisi yang meng