Google Search Console dan Google Analytics adalah dua tools gratis yang disediakan oleh Google untuk merekam performa blog. Hasil rekam data ini kemudian bisa dianalisa, ditelaah, dan diselidiki untuk mengetahui sebaik apa kinerja blog kita.
Untuk apa blogger perlu mengetahui performa blog? Sama seperti barang milik kita yang lain, blog juga perlu dirawat. Maintenance harus jalan terus, supaya kondisi blog selalu baik.
Jangan sampai blogger tidak tahu kalau ternyata blog miliknya banyak bobroknya! Untuk itulah blogger perlu melakukan audit, alias pemeriksaan secara berkala.
Baca Juga: Enaknya Menulis Blog Tentang Apa?
Audit Blog
Tujuan audit blog adalah untuk mengetahui apakah blog sudah berjalan sesuai rencana menuju target, juga untuk mengecek apakah ada masalah pada blog, lalu mencari solusi dari masalah tersebut.
Apa yang perlu dievaluasi? Kita bisa meninjau beberapa aspek berikut untuk menilai performa blog.
- apakah blog sudah baik dan benar di mata mesin pencari?
- apakah blog mudah diakses?
- apakah blog memberikan manfaat dan memiliki nilai guna?
- apakah kecepatan loading blog bikin pengunjung emosi?
- apakah tampilan blog malah menganggu kenyamanan pembaca?
Sebenarnya banyaaak sekali tools, baik gratis maupun berbayar, yang bisa digunakan untuk audit blog. Namun pada artikel ini yang akan dibahas hanyalah Google Analytics dan Google Search Console.
(Tunggu kehadiran artikel-artikel selanjutnya yang akan membahas tools lain untuk audit blog. Mudah-mudahan bisa nulis dan berhasil tayang yah, hehe)
Google Analytics
Google Analytics adalah salah satu tools yang disediakan Google untuk merekam performa blog. Di dalamnya tersaji data mengenai profil pengunjung, sumber traffic, bahkan pola perilaku pengunjung selama berjalan-jalan di blog kita.
Berikut adalah beberapa fungsi Google Analytics yang bisa dimanfaatkan oleh bloggers untuk memperbaiki performa blog.
- Mengetahui jumlah pengunjung, baik yang baru pertama kali mampir ke blog kita (new user) maupun yang sudah pernah mampir sebelumnya (returning user).
- Mengetahui demografi pengunjung, baik gender, rentang usia, lokasi, jenis gadget dan browser yang digunakan, hingga minat mereka.
- Mengetahui pola perilaku pengunjung(behavior flow) selama menjelajah blog: apakah mereka hanya membaca 1 artikel lalu selesai? Jika tidak, artikel mana lagi yang mereka klik? Berapa lama waktu yang mereka habiskan di blog? dan lain sebagainya.
- Mengetahui jumlah traffic blog secara keseluruhan maupun pada setiap artikel, sehingga kita bisa tahu artikel mana yang mendapat banyak traffic dan mana yang tidak.
- Mengetahui dari mana datangnya pengunjung; apakah dari hasil pencarian Google, dari media sosial, atau dari tautan di website lain.
Cara Menggunakan Google Analytics untuk Audit Blog
Dengan data-data dari Google Analytics seperti tersebut di atas, bloggers dapat melakukan evaluasi dan perbaikan jika diperlukan. Lalu aspek apa saja yang perlu diperhatikan?
Data pageviews untuk menentukan waktu publish artikel
Coba perhatikan pola naik turunnya jumlah tayangan. Sebagai contoh: dari hasil pengamatan data Google Analytics, aku mendapati pola naiknya pageviews pada bulan-bulan dimana aku publish lebih banyak artikel. Sebaliknya, pada bulan dimana aku publish lebih sedikit artikel, pageviews pasti ikut turun juga.Nah. Dari sini aku bisa membuat rencana perbaikan performa blog, yaitu dengan publish lebih banyak artikel dalam sebulan. Satu minggu satu artikel harusnya tidak berat ya?
Data demografi pengunjung untuk menentukan isi artikel
Blogger bisa mempertimbangkan gender, usia, dan minat pengunjung sebelum mulai menulis artikel. Kita bisa menyesuaikan niche, topik, bahasa, atau gaya penulisan dengan mayoritas pengunjung blog. Bisa tahu dari mana? Ya dari data demografi pengunjung di Google Analytics.
Data demografi pengunjung ini juga penting loh untuk urusan pekerjaan. Sebelum menerima tawaran job product review, misalnya, blogger bisa melihat apakah pembaca blog adalah pasar yang tepat untuk produk tersebut.
Jika tidak, artikel tersebut tentu tidak akan menarik minat pengunjung, dan berakhir dengan hasil yang kurang maksimal seperti jumlah tayangan yang minim. Kita tentu tidak ingin membuat klien kecewa ya kan?! Untuk itulah penting untuk mengenal pengunjung blog kita seperti apa.
Data Behavior Flow untuk mengamati pola perilaku pengunjung
Banyak sekali yang bisa diamati dari data perilaku pengunjung blog. Dari data tersebut, kita juga bisa membuat banyak asumsi.
Sebagai contoh: dengan mengamati behavior flow pembaca yang mampir di salah satu top article di blog, aku bisa tahu bahwa:
- Keberadaan internal links bisa menyumbang pertambahan pageviews.
Oh ya? Tahu dari mana? Coba perhatikan behavior pengunjung di artikel A ini.
Hal ini membuktikan bahwa internal link di dalam artikel bisa menjadi tujuan selanjutnya untuk dikunjungi pembaca. Karena itulah, jangan sampai ketinggalan menyertakan internal link di dalam setiap artikel.
- "Bullet Journal" adalah topik yang paling banyak diminati pengunjung blog.
Oh ya? Tahu dari mana? Coba perhatikan behavior pengunjung di artikel B ini.
Setelah selesai dengan artikel B, beberapa pembaca memutuskan untuk search label. Mungkin untuk mencari artikel yang topiknya menarik bagi mereka.
Dari sekian banyak label di blogku, label "bullet journal" mendapat traffic through paling tinggi, yaitu sekitar 85%. Artinya, dari 100 orang yang meng-klik label tersebut, 85 orang melanjutkan membaca, sementara 15 orang lainnya memilih untuk leave.
Lalu apa yang bisa aku lakukan setelah mengetahui data tersebut? Salah satunya ya dengan memperbanyak artikel mengenai bullet journal, karena topik itulah yang nampaknya paling memancing rasa penasaran pengunjung.
Baca Juga: Alasan Menulis di Blog: Ingin Berbagi atau Sebagai Profesi?
Google Search Console
Berbeda dengan Google Analytics, tool ini hanya berfokus pada mesin pencari Google. Jadi, fungsi Google Search Console adalah untuk mengukur performa blog di mata Google search engine.
Sementara Google Search Console hanya mencatat traffic organik, alias yang berasal dari hasil pencarian Google saja.
Beberapa aspek lain yang direkam datanya oleh Google Search Console antara lain adalah:
- Top queries, yaitu keywords yang mengantarkan pengunjung ke blog kita. Dari sini kita juga bisa tahu pada urutan berapa artikel kita nongkrong di hasil pencarian Google dengan keyword tersebut.
- Jumlah impresi, yaitu berapa kali artikel kita nongol dan dilihat di daftar hasil pencarian Google.
- Jumlah klik, yaitu jumlah pengguna Google yang melihat artikel kita di hasil pencarian dan memutuskan untuk klik.
- Nilai CTR (Click Through Rate), yaitu perbandingan jumlah klik dengan jumlah impresi; berapa persen pengguna Google yang melihat artikel kita di daftar hasil pencarian yang memutuskan untuk klik.
- Rerata posisi / ranking artikel-artikel kita di daftar hasil pencarian Google.
- Core Web Vitals, yaitu pengukuran aspek penting dari sisi pengguna atau user experience yang meliputi kecepatan loading halaman dan seberapa nyaman pengguna saat berinteraksi dengan halaman.
- Inspeksi URL untuk memeriksa apakah artikel tertentu sudah terindeks oleh Google.
- Submit sitemap blog agar bot Google dapat menelusuri blog dengan lebih cepat, efisien, dan mudah.
Cara Menggunakan Google Search Console untuk Audit Blog
Setelah mendapat data-data di atas, lalu harus diapakan? Berikut adalah rencana perbaikan yang disusun berdasarkan evaluasi data dari Google Search Console.
Data top queries untuk target keywords selanjutnya
Coba lihat keyword yang mendapat jumlah klik paling banyak, atau yang nongkrong di posisi paling tinggi di hasil pencarian.
Misalnya, top query di blogku adalah "review balance bike". Nah. Sekarang mari kita cari keyword turunannya.
Dari mana kita bisa dapatkan keyword turunan? Salah satunya adalah dari hasil "Penelusuran Terkait" di hasil pencarian seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah.
Sumber lain adalah dari tools untuk riset keyword seperti Ubersuggest, Keywordtool.io, atau Keywords Everywhere, WhatsMySERP, dan lain sebagainya.
Misalnya begini:
Keyword turunan: review balance bike 3-in-1
balance bike bekas
Berhubung kita sudah berhasil mendapat posisi bagus di hasil pencarian dengan keyword "review balance bike", artikel yang kita buat dengan keyword turunannya akan berpeluang lebih besar untuk meraih ranking yang tinggi juga.
Lalu kita apakan keyword turunan tersebut? (1) Kita bisa menambahkan keyword turunan yang masih berkaitan erat ke dalam artikel keyword utama.
(2) Kalau kedua keywords tidak nyambung dalam 1 artikel atau membuat artikel jadi tidak sinkron, tidak usah dipaksakan. Lebih baik bikin artikel baru saja, lalu sisipkan tautan ke artikel keyword utama.
Nilai CTR untuk menyusun judul dan metadeskripsi
Persentase CTR yang rendah dapat menjadi pertanda bahwa judul dan metadeskripsi artikel kita masih kurang menarik. Kenapa begitu? Sekarang coba lihat hasil pencarian berikut. Apa yang bisa dilihat?
Judul dan metadeskripsi! Hanya itu yang bisa dilihat oleh pengguna Google di hasil penelusuran. Hanya itu yang menjadi pertimbangan mereka untuk klik dan baca lebih lanjut, atau tidak.
Karena inilah, blogger harus membuat judul semenarik mungkin dan menyusun metadeskripsi yang merangkum keseluruhan isi artikel. Tujuannya ya tentu untuk menggaet pengguna Google untuk klik artikel kita, bukan yang lain.
Penilaian Core Web Vitals untuk perbaikan halaman bermasalah
Core Web Vitals sebuah URL dapat dinyatakan dalam kategori poor (buruk), need improvement (butuh perbaikan), atau good (baik).
Salah satu fungsi Google Search Console adalah untuk mendeteksi halaman bermasalah. Nah. Coba selidiki URLs atau link artikel yang dinilai need improvement atau poor ini. Apa yang salah dengan halaman tersebut?
Sebagai contoh, coba perhatikan hasil laporan Core Web Vitals berikut. Ditemukan 2 masalah yang butuh perbaikan (need improvement).
Selidiki apa yang kira-kira menjadi penyebabnya? Apakah karena ukuran gambar yang terlalu besar? Ya, bisa jadi.
Coba lakukan perbaikan, misalnya dengan compress image hingga <100kb lalu mengunggah ulang semua gambar di halaman tersebut. Jika sudah, klik tombol "Validate Fix" di halaman issue Core Web Vitals seperti tampak pada gambar berikut.
Lihat kembali hasilnya dalam beberapa minggu. Jika issue sudah tidak lagi muncul, berarti masalah sudah beres. Jika masih ada, lakukan penyelidikan ulang.
Baca Juga: Before - After Kelas Growthing: Blogger Dapat Apa Saja?
____________________
Demikianlah cara menggunakan Google Analytics dan Google Search Console untuk melakukan audit dan perbaikan pada blog. Manfaatkan fungsi Google Analytics dan Google Search Console sebaik-baiknya untuk meningkatkan performa dan kualitas blog.
Para bloggers disini sudah rajin audit blog belum? Tools apa lagi yang biasa kalian gunakan? Share di kolom komentar yah :)
Komentar
Iya saya juga kalau jarang publish pengunjung blog sedikit. Tapi begitu publish lumayan juga page view nya. Ngaruh ya sering publish sama jarang publish