Assalamualaikum.
Muna Fitria a.k.a. @mamahfaza disini.
Kali ini aku mendatangkan bintang tamu seorang pejuang lingkungan hidup, karena dia telah ikut ambil bagian dalam mewujudkan hidup minim sampah dengan beralih dari pembalut sekali pakai ke menstrual cup.
Please welcome my dear friend, Titis Ariwangi.
Ku undang temanku ini mampir ke blog untuk memberikan ulasan jujur mengenai penggunaan menstrual cup sebagai solusi haid minim sampah.
Disclaimer:
Review G Cup ini ditulis murni berdasarkan pengalaman pribadi dengan tujuan untuk memberikan wawasan tentang penggunaan menstrual cup bagi pemula. Review ini tidak disponsori oleh pihak mana pun dan bukan bertujuan untuk mempromosikan produk apa pun.
Halo, Semuanya. Perkenalkan. Aku Titis. Guru Bahasa Ingris di sebuah sekolah internasional di Surabaya. Usia 29 tahun (per 2020). Menikah. Ibu 1 anak. Sebenarnya aku baru menggunakan menstrual cup untuk 1x siklus menstruasi. Meskipun bisa dibilang terlalu awal untuk memberikan review, tapi aku sangat merekomendasikannya.
Spoiler alert:
Bahasan ini mungkin bisa membuat sebagian orang merasa tidak nyaman. Tapi menstruasi adalah masalah kesehatan yang seharusnya kita perhatikan juga. Karena aku ingin memberikan ulasan jujur, aku akan memberikan penjelasan segamblang mungkin dengan bahasa yang sehalus mungkin, tanpa ada maksud berbicara jorok / vulgar. Semoga berkenan.
Alasan Beralih ke Menstrual Cup
Jijik dengan bau darah haid
Bukannya aku sengaja endus-endus pembalut ya. Bukan. Tapi saking kuatnya, bau darah di pembalut sampai tercium waktu buang air kecil di toilet duduk. Ku tak sanggup.
Gatal
Meskipun aku sudah mencoba berbagai macam merek pembalut, aku selalu merasakan gatal di area kewanitaan. Padahal aku sudah tertib ganti pembalut setiap 4-5 jam saat darah haid lagi deras. Daerah kewanitaan pun selalu ku basuh setiap kali ganti pembalut.
Faktanya memang pembalut tidak terbuat dari 100% katun, tetapi terdapat campuran cellulose gel dan plastik. Selain itu, pembalut juga mengandung banyak bahan kimia, seperti klorin [1]. Iya. Klorin alias kaporit yang digunakan di kolam renang itu. Kalau kulit sensitif pasti terasa gatal-gatal juga kan sehabis berenang.
Ingin lebih minim sampah
Setelah pasang IUD, keluarnya darah haid jadi deras banget. Dalam 1-3 hari pertama, aku bisa ganti pembalut 2-3 kali dalam 4 jam. Itu artinya, dalam 1 hari, aku menghabiskan 12-18 pembalut! Pegel gantinya, bosque. Saat di tempat kerja juga jadinya enggak nyaman, karena harus sering ijin ke kamar mandi.
Baca Juga: 5 Kunci Wujudkan Mimpi Finansial
Memilih Menstrual Cup
Cukup lama juga sampai akhirnya aku membulatkan tekad untuk pakai menstrual cup. Membayangkan ada benda asing dimasukkan ke organ intim, ya meskipun sudah menikah dan sexually active sih, tapi tetep aja serem.
Kemasan G Cup |
Banyak jenis menstrual cup yang dijual di Indonesia dengan beragam bentuk dan harga. Setelah banyak bertanya dan research kesana kemari, akhirnya aku memutuskan untuk memilih "Girls Menstrual Cup" (yang setelah ini akan disebut dengan "G Cup").
Alasanku memilih G Cup karena:
Pelayanan
Admin di Shopee dan Instagram cukup responsif menjawab banyak pertanyaanku. Aku juga mengumpulkan info untuk membuat perbandingan tentang ukuran, kelenturan, cara memasukkan menstrual cup ke dalam vagina, dan banyak hal lain.
Harga
Harganya terjangkau, tapi enggak murahan. Kisaran harga menstrual cup memang bervariasi. Menstrual cup dengan harga yang (menurutku) masih terjangkau ada merek Lunar (yang paling murah), lalu G Cup ini, kemudian Ecotalk, dan yang terakhir, Organicup. Selebihnya, harganya di atas 500 ribu. Jadi aku cari yang harganya pertengahan.
Kesan Pertama Melihat Menstrual Cup
Selain Organicup yang varian ukurannya lebih banyak, menstrual cup merek lain punya ukuran S dan L atau M dan L. Masih perawan atau belum pernah melahirkan pervaginam/normal: Ukuran S / M. Yang sudah pernah melahirkan normal: Ukuran L
G Cup ukuran L |
Setelah melihat menstrual cup langsung, rasa horor makin menghantui. Ya ampun.. Berasa gede aja gitu. Untuk tahu ukuran pastinya, bisa googling sendiri ya.
Pengalaman Pertama Kali Menggunakan Menstrual Cup
Hari ke-1: Gagal!
Karena apa? Karena tidak rileks. Aku grogi, jadinya aku merasa enggak nyaman saat pakai. Aku ngotot banget pengen langsung bisa di hari pertama. Berkali-kali coba masukkan dan keluarkan (dengan agak serampangan dan pemaksaan) tapi tetep enggak bisa, sampai akhirnya aku menyerah.
Kemudian aku coba research lagi cara melipat menstrual cup agar bisa masuk vagina dengan enak. Coba search "menstrual cup folding technique" di Youtube. Nah dari sini aku dapat sedikit pencerahan, karena aku akhirnya tahu ternyata ada teknik melipat menstrual cup sampai jadi sangat kecil. Dengan begini, menstrual cup bisa masuk seluruhnya ke dalam organ intim.
Iya. Menstrual cup memang seharusnya masuk seluruhnya ke dalam vagina. Kalau pemasangannya benar, menstrual cup seharusnya tidak terlihat dari permukaan.
Awalnya aku pun panik. "Waduh. Gimana nih kalau enggak bisa keluar?" Untungnya admin G Cup bersedia menjawab kekhawatiranku ini:
Dengan sedikit ngeden dan menekan perut bagian bawah, menstrual cup akan keluar dengan perlahan dan bisa dijangkau dengan jari. Memang kita perlu memasukkan jari untuk pemasangan menstrual cup, untuk memastikan menstrual cup sudah terbuka penuh atau belum, dan untuk mengeluarkan menstrual cup.
Makin horor, pemirsah? Sama sih. Sampai sekarang pun aku masih dagdigdug saat pasang dan lepas menstrual cup.
Hari ke-2: Happy
Karena apa? Karena akhirnya menstrual cup berhasil masuk dengan mulus. Berasa kayak enggak pakai apapun loh. Nyaman banget. Tapi karena aku masih belum sepenuhnya yakin akan berhasil, aku tetap pakai pembalut untuk jaga-jaga. Dan benar saja, saat ku cek beberapa jam kemudian, darah haid ternyata masih bocor. Setelah aku lepas dan pasang ulang, akhirnya tidak bocor lagi. Yes!
3 jam setelahnya, menstrual cup ku lepas dan ternyata sudah penuh. Misalkan aku pakai pembalut, kira-kira aku sudah menghabiskan 2 pembalut.
Sebenarnya menstrual cup bisa digunakan hingga 6-8 jam, bergantung dari seberapa derasnya darah yang keluar dan ukuran cup. Semakin besar ukurannya, semakin banyak daya tampungnya, dan semakin lama waktu yang kita gunakan untuk melepas menstrual cup. 1 cup ukuran L bisa menampung darah haid sekitar 25 ml.
Saat aku lepas lagi 3 jam kemudian, darah keluar ada sebanyak 10 ml. Nah sekarang aku mau coba pakai saat tidur, yang berarti lebih dari 3 jam sebelum dilepas. Apakah akan bocor?
Hari ke-3: Makin happy
Ternyata tidak bocor saat dipakai tidur, pemirsah! Padahal saat pakai pembalut, meskipun sudah pakai yang night panjang 39 cm, biasanya masih tembus. Wah, luar biasa sih ini menstrual cup! Aku tidur dengan tingkah bagaimanapun, rasanya tetap nyaman, tidak mengganjal, dan sebagainya.
Bahkan setelah lebih dari 8 jam, darah yang keluar hanya 10 ml, kurang dari separuh cup. Mungkin karena sudah banyak tersedot di beberapa hari pertama menstruasi, darah yang keluar makin lama makin sedikit. Pembalut kan hanya menampung darah yang menetes, sedangkan menstrual cup ini menyedot darah haid dan menampungnya. Karena itulah, banyak pengguna menstrual cup yang bilang bahwa rentang waktu mentruasi mereka makin singkat.
Hari ke-4: Kerja ke kantor
Masih ku lapisi dengan pembalut karena masih khawatir akan bocor enggak ya di kantor nanti.
Ternyata masih ada kebocoran di pagi hari setelah aku berangkat kerja naik motor. Lagi-lagi kutanyakan pada admin G Cup dan saran mereka: cukup pasang ulang menstrual cup. Dan benar saja, masalah teratasi. Tidak ada kebocoran lagi sampai seterusnya. Volume darah juga sudah sangat berkurang: hanya beberapa ml di ujung cup.
Meskipun menggunakan menstrual cup, tidak ada gangguan sama sekali saat buang air kecil atau besar. Kalau pemasangannya benar, menstrual cup tidak akan lepas saat dipakai BAK atau BAB.
Tips Menggunakan Menstrual Cup
(1) Jangan buru-buru memotong stem atau batang panjang di ujung menstrual cup. Stem ini berguna untuk membantu kita menarik keluar menstrual cup.
Kemarin saat pertama kali pasang menstrual cup, stem ini terlihat mencuat. Lalu kupikir, "Kepanjangan nih kayaknya. Potong ah." Eh ternyata malah jadi kependekan, karena sebenarnya kemarin itu aku pasangnya belum masuk sempurna.
(2) Kalau vagina terasa kering saat akan memasukkan menstrual cup, basahi dengan air atau water-based lubricant.
(3) Menstrual cup cukup dibilas bersih dengan air saat dikosongkan. Tapi saat di rumah, aku cuci dengan sabun bayi cair untuk lebih memastikan kebersihannya. Barulah di awal dan akhir siklus menstruasi, menstrual cup disterilkan dengan air panas.
Cara mensterilkan menstrual cup [1]:
Rebus selama 3 menit dalam air mendidih sambil dijepit agar menstrual cup tidak menyentuh dasar panci yang akan merusak silikon. Setelah itu, keringkan dan simpan di dalam wadah.
(4) Pilih menstrual cup yang terbuat dari silikon medical grade. Meskipun di e-commerce banyak yang menjual menstrual cup dengan harga murah dan sudah terjual ribuan pieces, saranku tetap jangan beli yang harganya di bawah 80 ribu.
(5) Jika ada kebocoran, cukup pasang ulang menstrual cup. Works every time. Kemungkinan besar hanya karena posisinya kurang pas.
(6) Untuk para ibu, sebelum membeli menstrual cup, coba ukur tinggi serviks untuk menentukan ukuran apa yang harus dibeli. Caranya: masukkan jari tangan yang bersih ke dalam vagina sampai menyentuh bagian lunak. Kalau tidak berani mengukur sendiri, beli ukuran M atau S saja daripada kebesaran.
Efek Positif Setelah Menggunakan Menstrual Cup
Setelah beralih dari pembalut ke menstrual cup, wah rasanya banyak manfaat yang aku rasakan dan akan aku dapatkan, diantaranya:
(1) Jika menstrual cup terpasang dengan benar (setelah beberapa kali percobaan), rasanya sangat nyaman, tidak mengganjal dan gatal seperti saat memakai pembalut.
(2) Bisa lebih leluasa beraktivitas karena tidak direpotkan dengan ganti pembalut.
(3) Siklus menstruasi jadi lebih pendek.
(4) Lebih hemat. Mungkin terlihat lebih mahal karena pembelian menstrual cup di awal seharga ratusan ribu. But it's a one-time purchase. Bertahun-tahun setelahnya kita tidak akan mengeluarkan biaya untuk pembalut. Rata-rata merek menstrual cup terkenal menyatakan kalau produk mereka bisa betahan sampai 10 tahun[1]. Coba hitung sendiri pengeluaran untuk pembalut dalam sebulan, setahun, dan seterusnya. Dalam 1-2 tahun udah bisa "balik modal". Anggap saja menstrual cup ini sebagai investasi jangka panjang.
(5) Lebih minim sampah pastinya. Tidak ada sampah yang dihasilkan dari haid menggunakan menstrual cup!
Itulah kenapa meskipun aku baru menggunakan menstrual cup selama satu kali siklus haid, aku sangat merekomendasikannya untuk para wanita yang ingin tetap aktif dan nyaman beraktivitas, lebih sehat, lebih hemat, dan lebih sayang Bumi tempat tinggal kita.
Dalam penggunaan menstrual cup, rileks adalah koentji.
Jangan parno. Buang semua bayangan horor, karena itu hanya prasangka kita saja.
Perbanyak research lalu ikuti instruksi dan informasi yang sudah dikumpulkan sebelumnya.
____________________
Itulah honest review penggunaan Girls Menstrual Cup yang disampaikan oleh bintang tamu kita hari ini. Terima kasih banyak infonya, Amma! Mudah-mudahan bisa meyakinkan banyak hati yang masih galau ingin beralih ke menstrual cup yah.
Jika ada pertanyaan lebih lanjut mengenai penggunaan menstrual cup, Mamah bisa DM Titis langsung di IG @lollyboob, atau tinggalkan pertanyaan di kolom komentar di bawah. Insya Allah ku selalu balas komentar yang masuk.
Selamat menjalani haid minim sampah!
Sumber:
[1] Materi Kulwap "Menstruasi Tanpa Sampah" pada 4 Februari 2020 oleh Dwi Sasetyaningtyas dari Sustaination
Komentar
Saya tetep belum berani nih, ya gimana doongg, itu bentuknya gede sebenarnya yang bikin nakutin, udah mikir yang macam-macam duluan deh.
belum lagi kalau pas duduk malah masuk ke dalam perut *mulaaaiii lebaaayyy hahahahaha.
Tapi bener sih, saya bukan cuman jijay sama darah haid, tapi juga takut sebenarnya.
Cuman kalau ini pas dibuang bukannya makin banyak terlihatnya ya hahahaha
Dan kalau Mbak lihat anatomi tubuh manusia, kayaknya enggak mungkin deh ini menstrual cup bisa nyasar ke perut.
Tolong jangan parno. Haha..
Keren Mbak postingannya :D
Kalau untuk yang sudah menikah, harusnya sih gak begitu horor ya. Hehe..
Aku bertekad mau coba nanti kalau siklus haid sudah balik pasca menyapih.
aku udah melahirkan 2x pervaginum jadi kayaknya sih pakai L (eh ada hubungannya ga?)
selama ini pakai menspad udah hemat banget ga pake mikir beli pembalut sekali pakai tapi ya itu nyuci dan gatal-gatalnya yang ga betah
makasih reviewnya yaa sampaikan salam ke Mbak Titis.
Satu hal yang bikin kepingin pake menscup memang kenyamanannya. Kebanyakan mengklaim berasa kayak gak pakai apa-apa.
Sama-sama. Salamnya akan kusampaikan :)
Aku beli Rhea cup, tapi setiap dimasukkan kenapa tidak terbuka di dalam ya? Terus terang frustasi sendiri aku😅. Apa ukurannya terlalu besar?atau gimana ya?
Bisa jadi karena ukurannya terlalu besar. Selain itu, menurut temanku, teknik melipat itu penting banget. Jadi mungkin Mbak Asti coba cari video tutorial folding mens cup di Youtube. Itu ada macem-macem caranya. Cobain satu-satu untuk mencari yang paling pas.
Good luck, Mbak.
Anyway cepet ya, Mah, udah mens lagi? Bayiku usia 10 bulan dan siklus haidku masih mandek pasca nifas.
makin dicoba pakai, emang makin membuat jatuh cinta
Awalnya maju mundur sih, agak takut dan grogi. Tp gatal2 pas pake menspad udh nggak tertahankan lg, dan bahkan stlh menspad nya dicuci tanpa detergen (apa ya istilahnya? Aku kok lupa) tetep gatal2 bahkan sampe iritasi 🙃🙃 trs nemu deh artikel ttg menscup, langsung mupeng dong krn katanya nyaman banget, mau dipake berenang pun ga bakalan ada cerita 'kolam merah' hehe... Setelah nabung bbrp kali akhirnya terbelilah organicup yg ga terlalu mahal tp ga terlalu murah juga, dg kualitas yg udh banyak testimoninya.... Habis period yg pertama kalinya make menscup, langsung jatuh cinta aku hihi ya gimana enak banget dan nyaman banget...
Buat yg masih terbayang2 takut masukin cup ke dlm vagina, yah gmn ya, menyungkirkan rasa takut itu emg nggak gampang sih. Tp kalo mau asal nekat beli, trs rajin ngulik cara2 pakai menscup, trs nyoba makai (kalo takut, pas make kosongin pikiran dulu, jd takutnya ilang hehe), percayalah, yg bakalan kalian rasakan sm kayak aku: nyesel kenapa nggak dari dulu2 😁😁